Pada tanggal 26-28 Maret 2021, saya mengikuti perkaderan tingkat lanjut Pemuda Muhammadiyah, yaitu Baitul Arqam Madya (BAM) yang dilaksanakan oleh Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Kalimantan Timur. Seperti yang saya jelaskan di tulisan sebelumnya (Baca : Menyelesaikan Tugas Baitul Arqam Madya Pemuda Muhammadiyah) bahwa kegiatan ini mempunyai tugas setiap sesi materi. Berikut ini salah satu tugas resume yang saya kerjakan.
Tepat pukul 21.20 WIB, 4 April 2021 saya telah menyelesaikan semua tugas. Namun, bukan soal tugasnya yang menjadi beban, tapi implementasinya menjadi Pekerjaan Rumah yang sangat besar. Karena, tugas selalu mengacu pada sebuah pertanyaan “apa yang akan dilakukan”, tentu harus diuraikan apa yang akan (rencana), hambatan, dan aksi yang dilakukan. Tugas selalu saya selesaikan tepat waktu. Lebih kepada pemikiran sederhana yang menurut saya mampu saya jangkau dan lakukan. Tidak hanya saya sendiri tentunya, tapi bersama dengan kader-kader lain dalam satu wadah yaitu Pemuda Muhammadiyah Kalimantan Tengah.
Revitalisasi Ideologi Muhammadiyah
Buya Ahmad Syafii Maarif mengatakan bahwa ideologi merupakan salah satu pandangan dunia (world-view) yang penting dan berpengaruh besar “Pembaruan pemikiran Muhammadiyah terasa sangat kurang. Muhammadiyah perlu melakukan revitalisasi ideologi agar mampu menampilkan diri sebagai gerakan amal sekaligus gerakan ilmu. Muhammadiyah perlu menyandingkan gerakan praksisme dan gerakan intelektualisme. Gerakan intelektualisme sangat penting karena bisa menjadi sumber energi bagi Muhammadiyah.”
Revitalisasi dimaksud merupakan revitalisasi gerakan yang bermakna sebuah proses perubahan untuk menguatkan kembali gerakan melalui penataan, pemantapan, peningkatan, dan pengembangan. Sedangkan ideologi merujuk pada Rumusan Pokok-Pokok Persoalan tentang Ideologi Keyakinan Hidup Muhammadiyah, Panitia Tajdid Seksi Ideologi Keyakinan Hidup Muhammadiyah pada Mukhtamar ke-37 tahun 1968 yaitu ajaran atau ilmu pengetahuan yang secara sistematis dan menyeluruh membahas mengenai gagasan, cara-cara, angan-angan atau gambaran dalam pikiran, untuk mendapatkan keyakinan mengenai hidup dan kehidupan yang benar dan tepat.
Jadi, revitalisasi ideologi Muhammadiyah berarti peneguhan dan penguatan kembali ideologi yang merupakan tuntutan yang niscaya dalam gerakan Muhammadiyah. Dengan latar pemikiran untuk merespon atas tumbuh dan berkembangnya aspek ideologis dari berbagai kelompok sosial pada era reformasi.
Revitalisasi Ideologi dilatarbelakangi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Misalnya faktor internal, anggota Muhammadiyah mudah tertarik dengan paham gerakan yang lain. Melemahnya semangat, militansi, karakter, dan visi gerakan. Munculnya konflik internal, dan konflik kepentingan. Melemahnya keikhlasan dalam perjuangan di Muhammadiyah. Kurang berkembangnya ukhuwah, silaturahmi dan sinergi antar anggota maupun antar institusi dalam persyarikatan sehingga berakibat pada melemahnya ikatan atau solidaritas kolektif.
Sedangkan faktor eksternal, infiltrasi pihak luar, pengaruh global (yang mencoba masuk ke dalam Muhammadiyah), dan menguatnya tarikan dan kepentingan politik (ke lingkungan persyarikatan, amal usaha).
Revitalisasi Ideologi Muhammadiyah ini harus dilakukan sebagai langkah untuk mensosialisasikan idealisme Muhammadiyah sehingga tertanam dalam pemikiran-pemikiran anggota dan seluruh kalangan warga Muhammadiyah. Misi dan kepentingan Muhammadiyah dapat berfungsi dengan baik pada seluruh institusi kelembagaan di lingkungan persyarikatan. Sebagai pembinaan anggota Muhammadiyah, dan terlaksananya program dan kegiatan yang menyangkut pembinaan ideologi yang tersistem dan bersinergi.
Hal-hal yang bisa dilakukan adalah dengan optimalisasi pengajian rutin yang menekankan pada materi ideologi Muhammadiyah pada semua tingkat kepemimpinan perysarikatan dan ortom. Penyelenggaraan secara intensif program-program perkaderan baik di Muhammadiyah dan juga di tingkat ortom. Memuat materi tentang ideologi gerakan Muhammadiyah bagi siswa-siswi dan mahasiswa yang sekolah/ menempuh pendidikan di Muhammadiyah.
Yandi Novia
Tinggalkan komentar: