Teori Kultivasi (Cultivation Theory) adalah sebuah teori dalam Ilmu Komunikasi yang menyatakan bahwa paparan jangka panjang terhadap media massa, terutama televisi, dapat membentuk pandangan, sikap, dan keyakinan masyarakat terhadap realitas sosial. Teori ini dikembangkan oleh George Gerbner pada tahun 1970-an dan 1980-an, dengan fokus pada efek jangka panjang dari paparan media massa.
Menurut Teori Kultivasi, paparan media massa secara konsisten dan berulang dapat menciptakan realitas sosial yang diinternalisasi oleh masyarakat. Media massa menciptakan gambaran tentang dunia yang dianggap sebagai realitas sosial, dan masyarakat yang sering terpapar media massa akan lebih cenderung mempercayai dan menginternalisasi gambaran tersebut sebagai kenyataan.
Teori Kultivasi juga menyatakan bahwa media massa cenderung menampilkan dunia dalam perspektif yang seragam dan bias, yang dapat memengaruhi persepsi masyarakat terhadap isu-isu sosial seperti kekerasan, seks, gender, dan ras. Paparan media massa yang sering dan terus-menerus dapat membuat masyarakat merasa bahwa realitas sosial yang ditampilkan dalam media merupakan realitas yang sebenarnya, meskipun sebenarnya itu hanya representasi.
Namun, Teori Kultivasi juga mendapat banyak kritik, termasuk kritik bahwa teori ini terlalu deterministik dan mengabaikan faktor-faktor individu dalam memproses informasi. Selain itu, teori ini juga tidak mempertimbangkan perbedaan dalam pengalaman dan latar belakang sosial masyarakat yang dapat memengaruhi cara mereka memproses informasi dari media massa.
Meskipun demikian, Teori Kultivasi tetap menjadi salah satu teori yang penting dalam memahami hubungan antara media massa dan masyarakat, terutama dalam konteks efek jangka panjang dari paparan media massa.
Tinggalkan komentar: