Diam di Belantara
Aku diam. Sebagaimana belantara tak bersuara, di balik rimbun yang mengurung, aku hilang dalam gema.
Suatu Hari lebih kepada cerita keseharian saya, baik itu pada saat bersama keluarga, teman, sahabat, bertemu orang-orang baik, cerita-cerita soal pekerjaan, hal-hal baik yang saya temui, dan cerita yang layak untuk saya ulas dan bagi kepada pembaca. Selamat membaca dan bagikan jika bermanfaat.
Aku diam. Sebagaimana belantara tak bersuara, di balik rimbun yang mengurung, aku hilang dalam gema.
Jadi, bagi saya, bulutangkis adalah lebih dari sekadar memukul kok; ia adalah sarana untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara mendalam dengan orang lain.
Setelah beberapa tahun mempelajari dan mempraktikan cara membuat konten dan pemasaran di media sosial. Ini kali pertama menjadi narasumber.
Pemilihan presiden adalah momen penting bagi kita semua. Saatnya untuk menunjukkan kedewasaan politik dengan menghargai perbedaan dan menjaga persatuan sebagai pondasi kuat negara kita.
Terima kasih rekan-rekan media yang telah mempublikasi rilis berita tentang suksesi Muswil XI Pemuda Muhammadiyah Kalteng.
Perjalanan ini bukan sekedar ikhtiar memperjuangkan hidup, tapi lebih dari itu. Semua prosesnya saya nikmati.
Berdasarkan Peta Tanah dan hasil survey lapangan dari berkas rencana kerja, bahwa jenis tanah diwilayah lokasi Pembuatan tanaman termasuk jenis tanah Organosol glei humus.
Perjalanan menggunakan perahu mesin kecil (perahu ces) dengan jarak tempuh sekitar 30 menit melalui jalur Sungai Barito. Kemudian masuk sungai buatan pada era Presiden Soeharto di lahan 1 juta hektare. Begitupun lokasi yang kami tanam, juga termasuk pada lahan tersebut.
Saya menyebutnya Ekspedisi Rehab DAS Desa Mangkatip, yaitu serangkaian tindakan atau upaya yang dilakukan untuk memulihkan, melindungi, dan mengelola ekosistem sungai serta daerah sekitarnya.
Daun "sepang" kami menyebutnya dengan bahasa Dayak Ngaju. Memasaknya cukup dengan direbus bening. Rasanya manis, lebih manis dari sayur bayam.
Idul fitri ini saya full pulang kampung. Aktivitas saya salah satunya adalah mengingat nostalgia saat masih tinggal di kampung.
Karena yang menjadi narasumbernya adalah seorang tokoh Muhammadiyah Kalimantan Tengah, yaitu Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Syar'i., M.Pd.
Dalam satu momen diskusi, saya mengusulkan kementerian agama memiliki platform sendiri untuk menghimpun konten dari berbagai organisasi masyarakat, terutama terkait konten Moderasi Beragama. Kita perlu platform yang kredibel untuk pembaca.
Sejak 2017, tanpa sadar saya hidup dengan prinsip bertahan. Alhasil, gini-gini aja.